twitter

Tampilkan postingan dengan label News/Issue. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News/Issue. Tampilkan semua postingan

Liputan6.com, London: Berbagai kejadian menarik saat kunjungan resmi Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan sang istri Michelle ke Inggris, perlu disimak. Satu di antaranya kesalahan Obama dalam menuliskan tanggal di buku tamu saat mengunjungi Westminster Abbey.
Dailymail mewartakan, Rabu (25/5), sebelum sempat menorehkan tinta ke buku tamu di tempat bersejarah di Inggris tersebut, Michelle sempat memberikan sinyal kepada suaminya. Namun sayangnya, Obama sudah telanjur menuliskan tanggal 24 Mei 2008.
Kunjungan Obama ke Westminster Abbey untuk meletakkan karangan bunga di pusara pahlawan tak dikenal. Obama melakukan hal itu sebagai tradisi yang dilakukan oleh presiden sebelumnya, seperti Richard Nixon dan Bill Clinton. "Merupakan kebanggaan untuk memperingati peninggalan dan pengorbanan pahlawan tanpa nama," tulisnya.(DES/ANS)



REPUBLIKA.CO.ID,BENGHAZI--Moamer Qaddafi "harus meninggalkan kekuasaan dan Libya", kata AS dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin ketika utusan Washington melakukan pembicaraan di markas pemberontak di Benghazi.

Selama kunjungan tiga hari, Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Timur Dekat Jeffrey Feltman, yang tiba Minggu, mengadakan pertemuan dengan para pemimpin kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional, termasuk ketuanya, Mustafa Abdul Jalil.
Jeffrey Feltman telah bertemu dengan para anggota Dewan Transisi Nasional (TNC) yang dibentuk untuk memerintah wilayah timur yang dikuasai pemberontak, kata juru bicara dewan Jalal el-Galal.
AS, musuh Qaddafi selama beberapa dasawarsa, mengambil peran pimpinan bersama dengan Prancis dan Inggris dalam menjamin zona larangan terbang yang didukung PBB yang dilaksanakan di Libya pada Maret lalu dan telah membantu pemberontak dengan bantuan logistik dan pemberian pinjaman.
Presiden AS Barack Obama pekan lalu menilai dewan nasional mereka (TNC) "sah dan dapat dipercaya" dan mengatakan tak terelakkan bahwa Qaddafi akan meninggalkan kekuasaan.


London, (ANTARA) - Sampai saat ini, tercatat 601 warga Indonesia (WNI) yang telah berhasil dievakuasi dari Libya ke Tunisia sehari setelah memperpanjang kehadiran Posko Evakuasi WNI Libya di Kota Jerba, pada hari Sabtu lalu.


KBRI Tunis kembali mengevakuasi empat TKW dari Libya yaitu Maripah BT Tarbri Tarmad (26) dari Cirebon, Marsiti Asria (37) dari Serang, Raniah BT Carsidi Sarjim (26) dari Indramayu dan Watini BT Warta (28) dari Cirebon.

KBRI Tunis dalam keterangan persnya yang di terima Antara London, Selasa menyebutkan keempat TKW tiba di pintu perbatasan Ras Jedir pada Sabtu siang . Mereka sebelumnya ditampung selama satu-dua hari di KBRI Tripoli.

Kegiatan dilakukan dengan mengkoordinasikan perjalanan menuju perbatasan bersama pemilik gedung KBRI Tripoli yang selama ini secara aktif membantu proses evakuasi WNI dari Libya.

Di antara hal yang menjadi pertimbangan utama dalam pemberangkatan dari KBRI Tripoli menuju perbatasan adalah antisipasi keamanan selama dalam perjalanan dan antisipasi persoalan dokumen keimigrasian di pintu keluar Libya.

Keempat TKW kemudian diantar menuju perbatasan pada hari Sabtu pagi , dan disana sudah menunggu petugas dari Tim Evakuasi KBRI Tunis yang akan menguruskan proses imigrasi mereka.

Selain empat TKW tersebut, petugas Tim Evakuasi juga mencatat keluarnya Saida Binti Kadi, (27) dari Indramayu. Saida masuk ke Tunisia lewat Ras Jedir bersama majikannya, Ali Elnass, yang akan mengungsi ke Kairo.

Pada masa-masa awal proses evakuasi darat juga telah ada empat orang TKW lainnya yang masuk ke Tunisia bersama majikan dan kemudian mengungsi ke Kairo.

Hingga saat ini, menurut data yang ada, tercatat 601 WNI telah meninggalkan Libya melalui Tunisia, dimulai dengan kedatangan rombongan TKI Ranhill pada tanggal 25 Februari 2011.

Selama proses evakuasi WNI dari Libya ini, kedatangan massal WNI eks Libya ke Tunisia terjadi dua kali, yaitu pada masa awal evakuasi.

Dalam dua evakuasi massal tersebut, 468 WNI berhasil diterbangkan dari Libya menuju Tunisia dengan dua pesawat Tunis Air yang dicarter oleh KBRI Tunis.



REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membuka secara resmi perhelatan Gerakan Non Blok (GNB) atau Non-Aligned Movement (NAM) 2011 pada hari ini (25/5). SBY akan menyampaikan pidato kenegaraannya mengenai perayaan GNB ke 50 tahun.
Selain SBY, Ketua GNB yang merupakan Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Al-Araby juga akan memberikan pidatonya. Selanjutnya Menteri Luar Negeri RI, Marty M Natalegawa, akan memberikan sambutan.
Dalam upacara pembukaan akan ditayangkan sebuah film pendek yang menggambarkan tentang GNB. Film pendek tersebut akan menayangkan apa yang telah dilakukan GNB selama setengah abad sejak didirikan di Beograd, Yugoslavia, 1961 lalu.
Setelah acara pembukaan, perwakilan dari beberapa benua akan menyampaikan pandangannya mengenai keberadaan dan peran GNB, seperti ketua G77 dan Cina, perwakilan Afrika, Asia, Amerika Latin serta Eropa. Presiden Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Joseiph Deiss, juga akan memberikan pandangannya mengenai GNB sebagai perwakilan dari PBB.
Sebelum pembukaan secara resmi, beberapa pertemuan bilateral tingkat kementerian telah dilakukan. Misalnya Menlu RI, Marty Natalegawa, mengadakan pertemuan bilateral dengan Menlu Korea Utara dan Mesir. GN sendiri diselenggarakan pada 23-27 Mei 2011. Pada dua hari terakhir, akan dibahas mengenai permasalahan Palestina, khususnya sekitar enam ribu tahanan politik Palestina yang masih ditahan dan dipenjarakan di Israel.


Herman, Membangun Mal untuk Para PKL




Tinggal selangkah, Herman Malano mewujudkan mimpinya hampir 30 tahun ini, yaitu mendirikan pusat perbelanjaan modern yang nyaman dan murah secara mandiri sehingga terjangkau bagi para pedagang ”kasta” terendah alias pedagang kaki lima .

Pembangunan mal Bambu Kuning Square (BKS) di depan Stasiun Kereta Api Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, tidaklah terlepas dari perjuangan Herman Malano.

Pusat perbelanjaan dengan luas bangunan 6.800 meter persegi itu merupakan pasar modern pertama di Tanah Air yang dibangun untuk PKL. Pembangunannya dilakukan mandiri oleh para pedagang, tanpa bantuan dana perbankan, pemerintah, apalagi pengembang komersial.

”Sebagai mantan PKL, saya bisa merasakan pahitnya menjadi seorang PKL. Hidup dalam kecemasan, takut lapaknya ditertibkan pemerintah, sementara pasar baru yang dibangun pemerintah dari hasil penggusuran biasanya dihargai mahal. Kalau begitu, sampai kapan pun PKL tidak mampu membelinya,” kata Herman.

Untuk meningkatkan taraf hidup PKL, harus mulai ada yang peduli membangunkan pasar modern yang nyaman, murah, dan legal bagi mereka. Atas semangat inilah Herman nekat membangun BKS dengan modal ”dengkul”, tanpa dukungan modal finansial perbankan dan pemerintah pada awal 2009.

Pertama, untuk mendapatkan lokasi pembangunan mal, ia sibuk melobi petinggi PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Bandung, Jawa Barat, sejak 2007. Izin prinsip pemanfaatan tanah seluas 6.800 meter persegi milik PT KAI yang telah sejak lama telantar akhirnya diperoleh. Padahal, saat itu baik pemerintah daerah maupun sejumlah pengembang komersial sama-sama mengincar lokasi tanah yang sangat strategis itu.

Tidak berorientasi profit

Herman pun kemudian membentuk sebuah perusahaan pengembang bernama PT Istana Karya Mandiri (IKM) untuk mewujudkan cita-citanya membangun BKS. Perusahaan ini, katanya, tidak berorientasi profit sehingga semangat membangun pasar modern untuk kaum kecil dapat terjaga.

”Setelah 2 -3 tahun (BKS) berdiri, pengelolaan mal diserahkan langsung kepada para pedagang, bisa lewat koperasi. Istana Karya hanya mengawasi karena kami bukan seperti pengembang pada umumnya yang mengambil keuntungan sebesar-besarnya,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Wilayah Lampung itu.

Untuk mendanai pembangunan BKS, pada awalnya Herman mengharapkan bantuan modal dari perbankan. Namun, apa daya, berkali-kali mengajukan kredit, berkali-kali pula ditolak bank. Alasannya, pembangunan BKS belum dilengkapi kerja sama operasi (KSO) dengan PT KAI.

Padahal, untuk KSO ini setidaknya dibutuhkan biaya Rp 4 miliar, baik Herman maupun PT IKM tidak punya uang segar sebanyak itu. Namun, ia tidak patah arang. Walau tanpa akta KSO, hingga saat ini pembangunan tetap dilaksanakan. Ia sengaja menjual murah sebuah aset pribadinya senilai Rp 2 miliar untuk dana awal pembangunan BKS.

Selanjutnya, dana pembangunan didapatkan dengan cara mengajak para PKL mencicil uang pembelian toko dengan pola fleksibel. Khusus bagi pedagang yang mampu, mereka didorong membeli secara tunai atau bertahap dengan sistem pemesanan. Di BKS, khusus PKL mendapatkan subsidi sehingga harga per meter persegi toko hanya Rp 8 juta, sementara untuk umum Rp 13 juta per meter persegi.

Bahkan, ia memberanikan diri mengundang Ketua Umum APPSI Pusat Prabowo Subianto untuk meletakkan batu pertama pembangunan BKS pada 22 Januari 2009 lalu. Idenya membangun pasar modern untuk pedagang kecil mengundang simpati dan dukungan banyak pihak, termasuk para pejabat. Ini dimanfaatkannya untuk mendapatkan material bangunan dengan harga murah atau diskon.

Cibiran dan godaan

Herman menambahkan, pada awalnya banyak pihak yang mencibir dan menyangsikannya kemampuannya membangun BKS. ”Orang-orang bilang saya gila. Tidak sedikit yang ngeledek seperti ini, ’gimana Pak Herman, batunya sudah lumutan belum? atau 'kalau jadi, iris kuping saya',” ucapnya menirukan pernyataan pihak-pihak yang mencemooh kerjanya.

Tantangan dan godaan pun tidak henti-hentinya datang. Di tengah pembangunan BKS, dia mendapat tawaran dari sebuah pengembang komersial besar yang berbasis di Jakarta. Pengembang itu meminta agar Herman menjual proyek BKS itu dengan iming-iming sogokan Rp 4 miliar. Ia pun pernah diberitakan miring bahwa PT IKM dianggap tidak mampu membangun BKS karena ketiadaan dana besar.

”Saya tidak akan pernah bisa dibeli. Tidak mungkin ada kesempatan dua kali hidup dari Tuhan untuk mewujudkan mimpi semacam ini dan juga mimpi-mimpi PKL,” ujar pria yang sangat mengidolakan Muhammad Yunus, penerima Nobel dan pendiri Grameen Bank yang sangat inspiratif itu.

Terlahir sebagai PKL

Terlahir sebagai anak seorang PKL lalu menekuni profesi itu, membuat semangatnya semakin kuat dan berkobar-kobar untuk membela para PKL. ”Umur 3 bulan, saat masih bayi, saya sudah diajak ibu menunggu lapak di pasar. Maka itu, saya sangat marah jika pemerintah tidak peduli terhadap PKL,” katanya dengan nada meninggi dan mata berkaca-kaca.

Kini, bangunan BKS seluas 12.000 meter persegi tersebut sudah 80 persen terbangun. Rencananya, gedung itu akan diresmikan akhir tahun ini. Herman bercita-cita menduplikasi BKS ini ke-33 provinsi di Tanah Air. Dengan demikian, akan makin banyak pedagang kecil di Indonesia yang berkesempatan memperbaiki nasib.

Herman berharap pemerintah meningkatkan kepeduliannya pada kaum PKL dan UKM (usaha kecil-menengah). Salah satunya, menyediakan fasilitas kredit UKM yang betul-betul terjangkau, mudah prosesnya, dan bunga ringan. ”China dan Malaysia bisa melakukannya, kenapa kita tidak?” ucap pria yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas I SMA itu.

Dalam kunjungannya ke BKS akhir April lalu, Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi mengaku sangat terkesan dengan perjuangan Herman membangun BKS.

”Saya datang ke sini sebetulnya justru ingin belajar, bukan mengarahkan. Saya sungguh kagum. Bagaimanapun BKS akan menjadi sebuah laboratorium, percontohan, tentang bagaimana pedagang saling bersinergi dan mandiri membangun pasarnya sendiri,” kata Edy. (Yulvianus Harjono)

http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...untuk.Para.PKL

ironis kalau yg punya solusi adalah bukan pemda2 di Indonesia yg justru bangga di kotanya ada banyak mall, atau minimarket , sementara PKL yg harusnya diangkat taraf hidupnya ga diperdulikan



Liputan6.com, Los Angeles: Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, tingkat kepunahan global mencapai 160 persen atau sudah melewati batas. Beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian juga memprediksi bahwa perusakan habitat akan meningkat dari 20 persen hingga 50 persen untuk semua spesies di Bumi dalam 500 tahun.

Berdasarkan penelitian Stephen Hubbell, ekolog Universitas California, Los Angeles, banyak spesies yang hampir punah, meskipun hal tersebut tidak akan secepat yang dikhawatirkan. "Kabar baiknya adalah kita masih punya banyak waktu untuk bisa menyelamatkan beberapa spesies," kata Hubbell. Kabar buruknya, tegas Hubbell, adalah hilangnya berbagai habitat di abad 21 seperti cagar alam yang dapat mempercepat kepunahan ini.

Tidak ada bukti atau metode langsung yang dapat menunjukan tingkat kepunahan, jadi kebanyakan ilmuwan menggunakan metode tidak langsung untuk memperkirakan kecepatan punahnya flora dan fauna. 

Metode tersebut mengkalkulasi tingkat spesies baru yang ditemukan ketika lokasi habitat baru ditemukan, yang disebut species-area relationship (SAR), berbanding terbalik dengan kurva prediksi jumlah spesies yang akan punah di lokasi habitat yang rusak dengan luas yang sama.

Menurut Hubbell metode tersebut kurang tepat, karena lahan yang hilang lebih banyak dibandingkan dengan penemuan spesies barunya. Oleh karena itu, hanya satu jenis spesies yang harus ditemukan di area yang dianggap sebagai lokasi populasi baru.(NationalGeographic/ADO)